Minggu, 3 Maret 2024

Yesus: Bait Allah Yang Sejati
Keluaran 20: 1–17; Mazmur 19; 1 Korintus 1: 18–25; Yohanes 2: 13–22

Bagi orang Israel di zaman Yesus, Bait Allah “המקדש בית) “Bait HaMikdash), secara harfiah artinya “Rumah Kudus” di Yerusalem. Tempat ini memiliki makna yang sangat penting dan sentral dalam kehidupan mereka. Ada beragam makna dari Bait Allah: pertama, Bait Allah adalah tempat kediaman Allah di bumi. Di bait-Nya yang kudus, Allah hadir bersama dengan umat-Nya. Kedua, bait Allah sebagai pusat peribadahan dan semua kegiatan keagamaan. Ketiga, Bait Allah sebagai simbol identitas bangsa. Sebagai umat pilihan Allah, orang Israel memandang bahwa bait Allah mewakili hubungan istimewa antara Allah dan bangsa Israel. Hubungan istimewa itu terjadi karena adanya perjanjian-perjanjian yang dijalin antara nenek moyang mereka dengan Allah.

Melalui kisah “Yesus Menyucikan Bait Allah” kita akan melihat bahwa Yesus hendak memberikan pemahaman baru pada semua orang bahwa bait Allah itu bukan tentang bangunan atau gedung melainkan tentang diri-Nya. Dialah bait Allah yang sejati. Sebagai Bait Allah yang sejati, di dalam diri-Nya, kita dapat mengalami kehadiran Allah. Implikasi dari keyakinan bahwa Tuhan Yesus adalah Bait Allah yang sejati adalah: semua ibadah kita terpusat dan tertuju kepada-Nya, kepada Allah yang di dalam Yesus Kristus datang ke dunia, menderita, mati dan bangkit kembali.

Melalui ibadah ini umat diharap memahami makna Yesus sebagai bait Allah yang sejati dan hidup dengan berfokus pada Dia. (BPT)

gkibintama
gkibintama
No events to display.
No events to display.