Pendosa Menjadi Pendoa
Bilangan 21: 4–9; Mazmur 107: 1–3, 17–22; Efesus 2: 1–10; Yohanes 3: 14–21
Minggu Prapaskah ke-4 ini membeberkan arti dosa manusia yang ditampakkan dalam teks-teks bacaan hari ini. Dosa digambarkan sebagai kekuatan yang mengakibatkan kelumpuhan bahkan kematian bagi manusia. Kondisi inilah yang membawa kesadaran bagi kita bahwa sesungguhnya hanya oleh anugerah kasih Allah saja yang dapat menyelamatkan kita. Anugerah kasih Allah memiliki kekuatan ajaib, seperti: menyelamatkan, menyembuhkan, mengubah kehidupan dan menghidupkan.
Tema “Pendosa menjadi Pendoa”, membawa pengertian adanya perubahan dari sikap diri yang sekadar mengikuti hawa nafsu pribadi dan ketidaktaatan yang diubah menjadi sikap taat. Sikap taat akan melahirkan pola kehidupan lebih intim dengan Allah.
Timothy Keller dalam buku Prayer mengatakan: dalam doa kita mengalami kekaguman dan keintiman bersama Allah. Keller menegaskan bahwa Doa adalah tentang kekaguman dan keintiman; tentang sebuah percakapan dan perjumpaan dengan Allah. Melalui doa, umat Allah tidak sekadar memahami siapa Allah itu, namun juga menemukan siapa dirinya. Lebih lanjut mengutip pernyataan Kurt Marti dalam tulisan Paul Budi Kleden dalam bukunya Di Tebing Waktu yang menyebutkan bahwa “Tuhan adalah sebuah kata kerja”. Ia adalah Pribadi yang menekankan sisi keaktifan diri dalam berproses. Melalui doa, kita merasakan gerak Allah yang aktif bekerja bersama umat yang menyatu dengan Dia. (PN)