Bangkit untuk Menata Kehidupan
Markus 1: 9–15
Kebangkitan Kristus merupakan pintu yang terbuka bagi transformasi hidup yang berpengharapan. Penderitaan, salib dan kematian yang merupakan gambaran kekacauan (chaos) diubah menjadi pembaharuan (cosmos). Melalui kebangkitan, Ia menata kehidupan. Kekacauan akibat dosa diganti-Nya menjadi keselamatan dan pembaharuan kehidupan. Yesus yang bangkit itu mengundang kita untuk mengalami kebangkitan-Nya.
Para perempuan yang datang ke kubur Yesus menjadi saksi tentang Tuhan yang mengundang setiap orang agar mengalami kebangkitan (Markus 16: 1–8). Awalnya mereka gentar karena melihat kubur Yesus kosong. Orang-orang yang hidupnya gentar adalah orang yang merasakan luka emosional akibat peristiwa yang mendatangkan rasa cemas. Hidup yang terpasung pada kegentaran membuat tidak berdaya. Perjumpaan dengan seorang muda yang memakai jubah putih dan memberitakan kebangkitan Yesus mengubah hidup mereka. Transformasi mereka alami dari kegentaran menjadi beriman pada kebangkitan. Beriman berarti bertindak secara aktif untuk percaya. Langkahnya adalah dengan mempercayakan diri pada Kristus yang bangkit. Selanjutnya, iman pada kebangkitan mentransformasi para perempuan itu menjadi pemberita kebangkitan (Markus 16: 8). Perubahan hidup beralih dari gentar, menjadi beriman dan akhirnya memberitakan kebangkitan. Selain para perempuan, Petrus juga mengalami transformasi dari kebangkitan Yesus. Kisah Para Rasul 10: 34–43 menuturkan hal itu. Dari sana kita tahu bahwa kebangkitan Yesus adalah wujud kasih Allah untuk menata kehidupan supaya chaos diubah menjadi cosmos.
Sebagai umat Tuhan pada masa kini, mari membuka diri pada kasih Allah yang bangkit dan ikut serta mewartakan kebangkitan-Nya untuk menata kehidupan bersama Kristus Tuhan. Selamat Paskah, Yesus bangkit, alamilah Dia! (WSN)