Minggu, 7 Juli 2024

Keteguhan Seorang Pembawa Pesan
Yehezkiel 2: 1–5; Mazmur 123; 2 Korintus 12: 2–10; Markus 6: 1–13

Saat ada warga negara Indonesia yang berhasil memenangkan kompetisi (bidang apa pun) di luar negeri, semua orang Indonesia biasanya akan ikut bangga. Sebab, bagi orang Indonesia, keberhasilan itu menjadi kesempatan untuk memberitahu dunia bahwa orang Indonesia memiliki kualitas. Kebanggaan ini dapat bertambah-tambah kadarnya manakala sang pemenang dikenal sebagai seorang dengan latar belakang sederhana. Ini menjadi bukti bahwa meskipun kesederhanaan dapat membuat orang harus berupaya ekstra, kesederhanaan bukanlah jerat yang membatasi seseorang untuk menapaki tangga kesuksesan. Kisah membanggakan tersebut kemudian menjadi inspirasi, membagikan semangat dan daya juang bagi generasi penerus untuk menggapai angan dan cita-citanya.

Hal berbeda dialami oleh Yesus dalam bacaan Injil Minggu ini. Kita melihat perjumpaan Yesus dengan orang-orang sedaerahnya, Nazaret. Dari perjumpaan itu, kita mendapati orang-orang Nazaret meragukan Yesus. Mereka ragu ada sosok yang diurapi Allah berasal dari daerah mereka. Mereka memang berasal dari daerah yang sama dengan Yesus yang berhikmat dan berkuasa, tetapi tidak melihat hal itu menjadi sesuatu yang menggembirakan apalagi membanggakan. Keragu-raguan mereka akhirnya membuat mereka menjadi yang paling sedikit mengalami dan menyaksikan kuasa Allah melalui Yesus.

Mengetahui reaksi masyarakat yang demikian, Yesus Kristus menyiapkan para murid-Nya agar tak berfokus pada penolakan yang mungkin mereka alami. Murid-murid disiapkan sebab mereka dijadikan utusan Allah di tengah dunia. Yesus mau murid-murid-Nya tetap berani melangkah wartakan kuasa dan kasih Allah di dunia. Melalui bacaan leksionari hari ini, kita akan melihåt cara Yesus menyadarkan murid-murid tentapg realitas di sekitar mereka. Saat mereka pergi sangat mungkin mereka menjumpai kedegilan hati orang-orang. Kesadaran ini menjadi menu persiapan dari Yesus, agar setiap murid yang diutus memiliki kerendahhatian dalam berkarya. Kerendahhatian akan membawa mereka pada kesadaran diri sebagai pembawa pesan, bukan Pesan itu sendiri. Dengan demikian mereka akan terdorong untuk menuntaskan tugas perutusannya, membawa pesan sampai di tujuan. Bacaan leksionari hari ini, akan menunjukkan kepada kita bagaimana menu persiapan Yesus diracik dan disajikan. (YPP)

gkibintama
gkibintama
No events to display.
No events to display.