Sahabat Melampaui Sekat
Kisah Para Rasul 10: 44–48; Mazmur 98; 1 Yohanes 5: 1–6; Yohanes 15: 9–17
Semua orang yang mengaku beragama, meyakini bahwa yang disembah sebagai Tuhan itu memiliki kuasa yang tidak terbatas. Kekuasaan-Nya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Namun sayangnya, manusia sering kali menciptakan batas-batas bagi kuasa Tuhan. Dalam pemikirannya yang terbatas manusia mendefinisikan Tuhan dengan batas-batas tertentu. Ia tidak boleh begini, tidak boleh begitu. Dengan begitu, manusia membatasi karya Allah dalam hidupnya
Bacaan Alkitab hari ini, membuka kesadaran kita bahwa Allah Yang Maha Kuasa itu sungguh-sungguh tak terbatas. Ia berdaulat penuh atas hidup dan kehidupan. Sebagai Roh Kudus ia hadir dan berkarya di mana pun, kapan pun dan bagi siapa pun. Ia memanggil manusia untuk hidup dalam kasih-Nya yang tidak terbatas.
Gerak nyata dari kasih Allah yang tak terbatas itu adalah dengan menjadikan para murid (manusia berdosa) sebagai sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 15: 15). Metafora persahabatan menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara dua pihak. Bukan hanya Allah yang telah memilih dan mengasihi umat tetapi umat juga dipanggil untuk setia dan mengasihi Allah.Kasih kepada Allah harus diwujudkan dalam bentuk ketaatan melakukan perintah-Nya, yaitu hidup saling mengasihi. (ERY)