Minggu, 28 April 2024

Menyatu: Bukan Benalu, Bukan Parasit
Kisah Para Rasul 8: 26–40; Mazmur 22: 26–32; 1 Yohanes 4: 7–21; Yohanes 15: 1–8

Tak ada yang lebih penting selain ”tinggal di dalam Yesus” atau hidup dalam persatuan dengan Yesus. Kita benar-benar menjadi murid Yesus jika tinggal bersama Dia. Tanda seorang adalah murid Yesus ialah hidup yang menghasilkan buah. Dengan berbuah, kita memuliakan Bapa di Surga. Kehidupan yang menghasilkan buah tidak ditentukan oleh jabatan atau umur. Berapa pun usianya orang bisa menghasilkan buah. Seorang “awam” bisa berbuah lebih banyak dari seorang rohaniwan.

Murid Kristus akan menghasilkan buah jika hidupnya menyatu dengan Dia. Kesatuan bersama Yesus bersifat produktif, bukan parasit yang justru merugikan. Buah yang dihasilkan mesti berkualitas dan dalam kuantitas yang memadai agar berdampak baik bagi sesama. Di sini harus ada keseimbangan antara kuantitas dan kualitas. Kuantitas bukan kualitas, kualitas bukan kuantitas. Kualitas dan kuantitas tidak perlu berbenturan, sebaliknya harus bekerja seiring sejalan. Jika kualitas tidak beriringan dengan kuantitas, maka kuantitas akan menyelewengkan, mencairkan dan membengkokkan serta mengubah esensi dari inti dari nilai-nilai luhur kehidupan.

Hidup kekristenan adalah kehidupan yang aktif sekaligus reflektif.Hidup yang aktif adalah menghasilkan buah untuk memuliakan Allah. Hidup yang reflektif adalah kesiapan diri untuk dibersihkan dengan sabda. Setiap ranting harus siap dibersihkan agar dapat semakin berbuah. Melalui pemberitaan firman pada hari ini, umat diajak untuk menghayati hidup yang menyatu dengan Kristus dalam gerak aktif dan reflektif. (IS)

gkibintama
gkibintama
No events to display.
No events to display.