Sejatinya hidup seorang manusia akan makin bermakna jika ia terus memberi dirinya belajar dalam setiap pengalaman kehidupan sehari-hari. Dalam setiap kejadian yang terjadi dalam pengalaman hidup, Allah sejatinya sedang membuat setiap anak-Nya belajar untuk menjadi makin peka terhadap apa yang menjadi kehendak Allah. Seringkali semua kejadian itu menggiring anak-anak Tuhan untuk berubah dari hari ke hari menjadi pribadi yang berkenan. Untuk menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Allah membutuhkan komitmen dan dasar yang kuat. Karena kedua hal itulah yang membuat manusia dapat setiap hari belajar berubah semakin menjadi berkenan kepada Allah. Kemauan kuat untuk menjadi seorang manusia yang belajar adalah bukti nyata bahwa ia selalu ingin menjadi anak Allah yang berkenan.
Menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Allah adalah tentang berani tetap melakukan apa yang menjadi kehendak Allah di dalam segala tantangan dan risiko yang dihadapi. Seringkali risiko yang besar datang dari respon orang lain yang melihat kegigihan kita dalam ketaatan kita menjalani kehendak Tuhan. Kadangkala risiko tersebut juga datang dari tekad kita untuk sungguh-sungguh mengubah cara berpikir atau prinsip hidup yang selama ini kita yakini benar, meskipun sesungguhnya salah. Mengubah prinsip hidup yang selama ini salah menjadi sesuatu yang benar adalah sesuatu yang tidak mudah. Namun, terkadang untuk menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Allah, kita memerlukan sebuah keberanian untuk berubah, bahkan berubah dari pandangan atau kepercayaan akan kebenaran yang selama ini kita pegang. Pengalaman perubahan pandangan Petrus menjadi sebuah pemantik penting tentang bagaimana menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah, yaitu pribadi yang mau terus belajar berubah dengan mengikut hikmat yang Tuhan berikan dalam pengalaman hidup sehari-hari.
Dasar dan teladan tentang menjadi seorang yang berkenan di hadapan Allah adalah contoh kerendahan hati Yesus yang luar biasa dalam sikap dan perkataan-Nya kepada Yohanes. Sebelum Yesus dibaptis, Yohanes tahu bahwa seharusnyalah ia yang dibaptis oleh Yesus. Mendengar tanggapan dan sikap Yohanes, Yesus tetap memegang teguh dan memberikan teladan tentang sebuah sikap dasar menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Allah yaitu: mentaati apapun yang menjadi kehendak Allah. Yesus merendahkan hati-Nya yang mulia untuk tetap melakukan apa yang diinginkan Allah. Ia tidak memandang dan mementingkan soal kemuliaan dan kehebatan-Nya sebagai Anak Allah. Dalam Bahasa sehari-hari bisa dikatakan demikian “jika hal yang berbeda dari apa yang kupercayai selama ini memang harus kuubah, maka akan kuubah dan kulakukan apa yang sungguh menjadi keinginan Allah. Itu saja yang terpenting bagiku!” Perubahan diri yang terjadi karena ketaatan kita kepada Allah lewat berbagai cara Allah mendidik kita selalu menghasilkan buah kebaikan bagi kita dan sesame Itu adalah tanda yang jelas sebagai sebuah hasil dari proses menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah.