Membiasakan Hidup Adil dan Benar
Yesaya 5: 1–7
Tanpa keadilan dan kebenaran tidak mungkin terwujud hidup yang baik. Dalam konteks kehidupan bernegara, jika ketidakadilan dan kebohongan merajalela, maka hanya soal waktu negara itu akan hancur. Pun demikian di dalam kehidupan keluarga, jika ketidakadilan dan kebohongan hadir, maka hanya soal waktu keluarga juga akan hancur. Dengan demikian membangun sikap adil dan benar menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan. Hal ini juga diungkapkan oleh Yesaya melalui “Nyanyian Tentang Kebun Anggur”. Memakai gambaran pemilik kebun anggur dan kebun anggurnya, Yesaya menyampaikan dua hal penting. Yang pertama, perlunya membangun sikap adil dan benar. Tanpa sikap adil dan benar, semua akan berakhir pada kehancuran. Yang kedua, sikap adil dan benar adalah sesuatu yang diharapkan Allah dimiliki oleh setiap orang percaya.
Dari mana memulainya? Upaya membangun sikap adil dan benar perlu dimulai dari keluarga. Kenapa dari keluarga? Karena keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan nilai setiap individu, termasuk keadilan dan kebenaran. Selanjutnya, nilai yang dibentuk dan dihidupi oleh setiap individu di dalam keluarga itu, pada gilirannya akan membawa dampak (pengaruh) pada nilai yang dihidupi oleh komunitas yang lebih luas (gereja dan masyarakat). Selain sebagai tempat pertama dan utama bagi pembentukan nilai, keluarga adalah lingkungan terdekat yang dapat dijangkau.
Selanjutnya bagaimana caranya membentuk sikap adil dan benar itu dalam keluarga? Untuk membangun sikap adil dan benar, keluarga perlu melakukan kebiasaan-kebiasaan yang mencerminkan keadilan dan kebenaran di dalam kehidupan keluarga sehari harinya. Kebiasaan-kebiasan tersebut pada gilirannya akan membawa perubahan pada diri seseorang dan komunitas yang lebih luas. Dimulai dengan kebiasaan yang sederhana, misalnya: kebiasaan berkata jujur, kebiasaan saling menghargai, kebiasaan berbagi, dsb. Melalui pelayanan firman hari ini, keluarga Kristen diharap memahami panggilan untuk mewujudkan hidup yang adil dan benar. Selanjutnya, keluarga Kristen membangun kebiasaan hidup yang adil dan benar di dalamnya. (AAP)