Minggu, 21 Mei 2023, – Minggu Paskah VII

Kesatuan Cinta Allah

Kisah Para Rasul 1: 6–14; Mazmur 68: 2–11, 33–36; 1 Petrus 4: 12–14, 5: 6–11; Yohanes 17: 1–11

Kesatuan Cinta Allah
Kisah Para Rasul 1: 6–14; Mazmur 68: 2–11, 33–36; 1 Petrus 4: 12–14, 5: 6–11; Yohanes 17: 1–11

Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam suku, bahasa, budaya dan agama. Kenyataan inilah yang membuat Indonesia menghayati bahwa di tengah kemajemukan yang ada, semangat persatuan harus terus diperjuangkan. Di tengah kepelbagaian Indonesia, Gereja hadir di dalamnya. Sebagai konsekuensinya, Gereja-Gereja di Indonesia juga diperhadapkan dengan keberagaman di antara satu dengan lainnya yang memungkinkan adanya perbedaan latar belakang umat dari budaya, suku, bahasa, tradisi teologis dan organisatoris tertentu. Hal tersebut adalah rahmat, sekaligus dapat menjadi pemicu terjadinya perpecahan antar Gereja. Padahal keberagaman seharusnya tidak lagi menjadi hal yang dipertentangkan, sebab keberagaman dapat dilihat sebagai kekayaan dari Gereja yang Am.

Keberagaman adalah suatu keniscayaan. Melaluinya kita dapat semakin diperkaya, melaluinya juga kita dapat terpecah satu sama lain. Di tengah realita kehidupan yang terus mempertontonkan permusuhan dan perpecahan antar kelompok, sebagai pengikut Kristus kita dipanggil untuk bersedia hadir dan memperjuangkan perdamaian demi terwujudnya kesatuan. Kesatuan yang berlandaskan cinta kasih. Kesatuan yang bersumber dari relasi antara Bapa, Yesus, dan para murid sebagaimana terdapat dalam teks doa Yesus. Dalam doa-Nya, Yesus senantiasa mendoakan para murid-Nya untuk dapat bersatu, sehati, sepikir sehingga melaluinya kesatuan cinta Allah sungguh terejawantahkan dalam dunia yang membutuhkan cinta.

Kesatuan inilah yang nampak dalam kehidupan para murid setelah peristiwa kenaikan Yesus ke surga. Sekalipun mereka masih diliputi kesedihan karena pengalaman keterpisahan ragawi mereka dengan Yesus, janji akan datangnya Roh Kudus sungguh menguatkan keyakinan mereka. Roh Kudus yang adalah Roh Cinta menjadi manifestasi kehadiran Allah bagi umat-Nya. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Pemazmur dimana ia meyakini bahwa Allah akan bertanggung jawab terhadap umat-Nya. Allah tidak akan membiarkan umat-Nya berjalan sendiri. Allah Sumber Segala Kasih Karunia akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan jemaat. Untuk itulah, umat diajak untuk menyerahkan segala kekuatirannya hanya kepada Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan (1 Petrus 4:7).

Pentingnya menghadirkan kesatuan merupakan cita-cita bersama Gereja di tengah aneka tantangannya. Pada Minggu Paskah ke-7 ini, umat diajak untuk kembali menghidupi sekaligus memperjuangkan semangat kesatuan dalam kehidupan. Kesatuan terwujud karena digerakkan oleh cinta kasih. Melalui khotbah Minggu ini, umat diharapkan mampu menghidupi kesatuan dalam relasi dengan Tuhan dan sesama sebagaimana kesatuan relasi antara Bapa, Yesus, dan para murid-Nya.

gkibintama
gkibintama
No events to display.
No events to display.