Kerajaan Allah Dalam Hal Kecil
1 Raja-Raja 3: 5–12; Mazmur 119: 129–136; Roma 8: 26–39; Matius 13: 31–33, 44–52
Ketika mendengar kata “kerajaan”, kerap kali orang mengidentikkan dengan kekuasaan dan kemewahan. Akan tetapi, hari ini kita diperlihatkan konsep kerajaan yang berbeda dengan pandangan umum. Sejatinya, Yesus hadir di dunia ini untuk menyatakan Kerajaan Allah (Kerajaan Sorga) tanpa adanya kemewahan maupun kekuasaan. Kerajaan Allah dihadirkan Yesus dengan menegakkan kehendak Allah atas manusia. Kerajaan Allah itu Yesus hadirkan dengan memperlihatkan keberpihakan kepada mereka yang kecil, lemah, dan tak diperhatikan.
Penyataan Kerajaan Allah yang Yesus perlihatkan, seakan menjadi gerakan lokal yang kecil dan tak berarti. Sekalipun dernikian, Yesus justru menyampaikan bahwa gerakan yang tampaknya kecil itu, justru akan berdampak bagi seluruh dunia. Karya-Nya yang dinilai kecil, justru sebenarnya menentukan keselamatan seluruh manusia, tidak hanya di zaman Yesus, tetapi hingga ke masa depan. Sama halnya dengan benih sesawi yang kecil dan nyaris tak terlihat. Tatkala benih itu ditaburkan, benih itu akan bertumbuh dan bias menjadi tempat berlindung bagi banyak makhluk. Oleh karena itu, karya Yesus ini sejatinya “harta” yang sangat berharga bagi manusia. Sebagai orang-orang yang menerima “harta” itu, kita harus memegangnya dan tidak melepaskannya. Kerajaan Allah harus juga kita nyatakan dalam perbuatan kita, sekalipun perbuatan itu terlihat kecil dan tak berharga.
Dallas Willard dalam tulisannya “The Divine Conspiracy” membahas mengenai Kerajaan Allah. Kerajaan Allah ini bukanlah mengenai tempat secara geografis di peta. Kerajaan Allah bisa hadir di setiap tempat di mana pengaruh kehadiran, kehidupan, pemikiran, perkataan, dan kasih Yesus memberi warna dalam kehidupan seseorang atau sekelompok orang. (VH)