Keluarga yang Saling Mendukung dan Mendoakan
1 Tesalonika 1: 1–10
Fenomena saat ini ditemukan keluarga-keluarga tidak menjalankan fungsinya secara benar. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat di mana setiap orang dapat merasakan keamanan dan kenyamanan, justru dirasakan sebaliknya. Keluarga malah menjadi tempat lahirnya kekerasan. Komnas Perempuan menyatakan bahwa angka KDRT meningkat setiap tahun (MI, 19 September 2022). Keluarga tidak dapat menjadi tempat utama bagi anggota keluarga di kala membutuhkan pertolongan. Di sisi lain, dunia luar menawarkan banyak hal sebagai bentuk pelarian dari segala persoalan. Jika keluarga tidak mampu menjadi tempat aman dan nyaman maka dunia luar menjadi pilihan. Apakah kebutuhan anggota keluarga dapat terpenuhi dan terobati dengan tepat? Lebih jauh, keluarga harus menyadari bahwa keluarga merupakan bagian penting dari sebuah support system yang baik untuk meningkatkan Well-being. Peningkatan Well-being perlu diperhatikan, tidak lain agar terciptanya pribadi-pribadi yang sehat dan berkualitas di masyarakat. Jika keluarga tidak mampu menjadi lingkungan yang baik bagi setiap anggotanya, maka gereja pun sejatinya akan menuai akibatnya. Keluarga-keluarga Kristiani perlu menyadari pentingnya menghidupi kebiasaan untuk saling mendukung dalam segala daya-upaya dan mengandalkan doa sebagai pilar kehidupan di tengah keluarga. John Pritchard menuturkan makna doa demikian: doa adalah hadir di dalam kehadiran Allah. Doa adalah hadiah kita untuk Allah sebagai balasan hadiah yang lebih dulu Ia berikan kepada kita. Doa adalah mendengarkan, mencintai dan memeluk sesama di dalam Allah. Berdoa adalah tetap membuka pintu bagi kesempatan pada saat putus asa. Doa adalah perjuangan, sukacita, tawa dan rasa sakit. Melalui pelayanan firman hari ini, setiap keluarga diharap menjadi tempat saling mendukung dan mendoakan. (CH)