Ada sebuah kutipan yang menarik dari John Maxwell, “Hidup yang tidak memberikan dampak yang positif bagi kehidupan bersama adalah kehidupan yang tidak layak untuk dijalani.” Kutipan ini mengajak dan mengingatkan kita agar kehidupan yang kita jalani bermakna bagi diri sendiri dan bagi kehidupan bersama, dan oleh karena itu berdampak yang positifbagi kehidupan bersama.
Apakah kehadiran gereja dan kita sebagai umat Allah memberikan dampak yang positif bagi kehidupan bersama, ataukah kita baru sekadar ada? Di mana perbedaannya? Untuk sekadar ada, tidak diperlukan kepedulian, keterlibatan, dan persembahan diri kepada Allah untuk menjadi berkat bagi kehidupan bersama. Sedangkan kehadiran membutuhkan spiritualitas yang mendorong kita untuk peduli, terlibat, dan mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang berkenan kepada Allah.
Konteks di mana gereja dan umat hadir di dalamnya adalah ladang pelayanan yang harus kita maknai dengan tepat. Kehadiran kita sebagai pengikut Yesus di dalam dunia ini bukanlah tanpa tujuan. Tuhan menempatkan kita dalam dunia ini agar melalui kita setiap pribadi yang berjumpa dengan kita melihat dan mengalami kebaikan kasih Allah. Gereja dan umat harus dengan sune-sungguh mewujudkan tugas panggilannya sebagai garam dan terang dunia. Rasa asin garam dan terang sinar tidak boleh disembunyikan (diletakkan di bawah gantang, melainkan dinyatakan atau diletakkan di kaki dian) supaya dialami banyak orang.
Pengajaran Yesus mengenai terang dan garam dunia dapat meniadi cermin bagi kita untuk berefleksi atas kehidupan yang kita jalani selama ini. Dengan demikian, gereja dan kita sebagai pengikut Yesus tidak boleh kehilangan perannya sebagai garam dan terang dunia. Oleh sebab itu, pada ini umat diajak untuk memperlihatkan spiritualitas yang sesuai dengan kehendak Yesus melalui segenap kehidupan yang menggarami dan menerangi kehidupan bersama Serta berdampak positif bagi kehidupan bersama.