Minggu, 2 April 2023 – Prapaskah VI

Rela Berkorban, Bukan Cari Aman

Matius 27: 11–26

Rela Berkorban, Bukan Cari Aman
Matius 27: 11–26

Tahun 2023 merupakan tahun yang cenderung panas dalam bidang politik di Indonesia. Hal ini dapat dipastikan akan sangat berdampak dalam berbagai aspek kehidupaan. Dalam aspek sosial, potensi konflik dan perpecahan bisa jadi kembali muncul dengan skala tertentu. Tidak mustahil bahwa masyarakat akan Kembali terkotak-kotak dalam kelompok politik pilihannya dan “menggadang-gadang” jagonya sendiri untuk menjadi pemimpin di legislatif maupun eksekutif. Ditambah lagi dengan masa pemanasan dalam perang di dunia maya yang sudah terjadi jauh sebelum “gong” pesta rakyat ini dimulai secara resmi.

Pengalaman di masa lalu, berbagai cara dilakukan oknum dengan mengatas namakan demokrasi demi ambisi pribadinya. Ada juga yang atas nama kekuasaan, seorang calon pemimpin kemudian menghalalkan segala cara. Politik identitas dan adu domba sangat kentara sehingga meninggalkan luka dan kesedihan yang mendalam. Perpecahan level makro sampai mikro pun terjadi. Istilah yang tidak pantas pun saling disematkan kepada masing-masing pihak yang berseberangan. Realita perpecahan itu menyedihkan. Mungkinkan rekonsiliasi akan terjadi? Butuh waktu yang panjang dan proses yang rumit untuk menuju rekonsiliasi dan kehidupan bersama kembali pulih bersatu. Rekonsiliasi adalah sebuah pekerjaan besar bersama untuk semua pihak. Persatuan yang menjadi kekuatan utama atas keutuhan bangsa yang masyarakatnya yang majemuk ini harus diupayakan bersama. Dengan persatuan maka roda pembangunan akan dapat berjalan dengan maksimal dan efektif.

Segala bentuk suara dan upaya menuju rekonsiliasi dan persatuan harus diupayakan oleh semua elemen bangsa. Tidak terkecuali peran dari para pemimpin itu sendiri. Idealnya, jangan ada pemimpin yang hanya sekedar cari aman. Karena dalam kondisi terjepit, ia akan mengorbankan rakyatnya. Pemimpin yang seperti itu sangat manipulatif. Ia selalu mencari keuntungan diri dalam setiap kesempatan. Baginya pencitraan di atas segalanya daripada mengatakan kebenaran.

Belajar dari peristiwa Yesus yang diperhadapkan dengan Pontius Pilatus yang didesak oleh imam kepala dan tua-tua Israel, umat dapat melihat model pemimpin yang rela berkorban, bukan mencari aman. Dari potret itulah kemudian umat juga dibangun menjadi pribadi dan gereja yang meneladani Yesus dalam memberikan diri menghadirkan pemulihan sejati.

gkibintama
gkibintama
No events to display.
No events to display.