Minggu, 13 April 2025

Yesus Menghadapi Sengsara
Filipi 2: 5–11; Lukas 22: 39 – 23: 32

Berbeda dengan kelima Minggu pada masa Pra-Paskah sebelumnya, Minggu keenam dalam masa Pra-Paskah ini dapat dimaknai dengan dua cara, yaitu Minggu Palma dan Minggu Sengsara. Secara sederhana, Minggu Palma menggambarkan bagaimana Yesus, Ketika memasuki Yerusalem, disambut dengan sorak-sorai dan gegap gempita oleh penduduk Yerusalem. Sementara itu, secara sederhana, Minggu Sengsara menggambarkan bagaimana penduduk Yerusalem yang semula menyambut dan menyanjung Yesus ketika memasuki Yerusalem berubah menjadi kumpulan orang yang menolak dan menyalibkan Yesus. Artinya Minggu VI Pra-Paskah mengandung dua makna yang paradoksal.

Pada Minggu keenam dalam masa Pra-Paskah kali ini, setiap kita diajak untuk memaknainya sebagai Minggu Sengsara. Tentu pemaknaan Minggu Sengsara ini tidak berusaha menghilangkan makna paradoksalnya. Momen ketika Yesus disambut dan dielu-elukan ketika memasuki Yerusalem akan mendapat porsi yang proporsional dalam perenungan kita. Dengan demikian, kita dapat merayakan Minggu VI Pra-Paskah ini sebagai minggu yang mendatangkan sukacita sekaligus dukacita karena ada sanjungan yang diberikan tetapi juga pengkhianatan kepada Yesus.

Melalui semuanya itu, setiap kita diajak untuk melihat karya Allah yang besar dalam kehidupan kita melalui Minggu VI Pra-Paskah. Yesus, Anak Allah, telah hadir di tengah kehidupan umat. Melalui berbagai karya-Nya, la telah memperlihatkan kepada kita bahwa la adalah Anak Allah, Juruselamat umat manusia. Meskipun tugas dan panggilan-Nya amat berat untuk menyelamatkan manusia, Yesus tidak mundur. la taat dan setia menjalani panggilan-Nya itu untuk menyelamatkan kita, manusia. Mari kita belajar meneladani karya Allah melalui Yesus, yang menghadapi sengsara dan berkorban untuk keselamatan kita. (DP)

Picture of gkibintama
gkibintama
No events to display.
No events to display.