Percayalah kepada Allah
Yohanes 6: 35, 41–51
Saat ini, perkembangan teknologi digital di Indonesia sangat pesat. Media sosial adalah salah satu bagian dari teknologi digital yang memungkinkan kita berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu bersamaan di berbagai tempat berbeda. Kalau kita bicara soal media sosial, hampir setiap orang memiliki aplikasi yang masuk dalam kategori media sosial. Media sosial ini memudahkan kita untuk berbagi dan bertukar informasi serta gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. Bahkan media sosial tersebut sangat memungkinkan si pengguna menciptakan karakter dirinya yang berbeda dengan karakter dirinya di dunia nyata. Hal ini membuat media sosial menjadi sebuah dunia digital yang tidak mudah dipercaya.
Ada ungkapan, “no picture = hoax”. Ungkapan itu muncul seiring banyaknya informasi yang tidak benar dan tidak dapat dipercaya yang hadir dalam dunia maya. Sebuah informasi baru bisa diterima atau dipercaya ketika sudah dapat dibuktikan, setidaknya dengan gambar. Hal ini pun terjadi di dalam kehidupan beriman kita. Saat ini, kita seperti sedang dibentuk dalam dunia yang selalu mencoba memberi bukti untuk segala sesuatu. Tentu bukti yang diajukan adalah sebuah bukti yang dapat diterima Oleh akal sehat dan logika. Jika tidak ada bukti tentu kita akan menjadi ragu-ragu atau bahkan tidak percaya. Lalu, yang menjadi pertanyaan, apakah semua yang benar harus dapat diterima oleh akal sehat dan logika? Bagaimana dengan iman dan percaya sebagai anugerah dari Allah?
Di dunia yang serba mudah seperti saat ini, ternyata menjadi beriman dan percaya itu justru menjadi rumit dan sulit. ltulah yang terjadi Ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai “yang telah turun dari sorga”. Orang-orang Yahudi bersungut-sungut, sebab mereka merasa mengenal Yesus serta memiliki bukti yang kuat dari mana Yesus berasal. Yesus adalah anak Yusuf. Namun, mereka tidak menyadari bahwa pengenalan mereka tentang Yesus sangatlah terbatas, dan mereka menolak pengajaran yang diberikan oleh Yesus. Bagi orang yang merasa tahu, menjadi beriman dan percaya adalah suatu hal yang sulit. Sejatinya Allah telah menganugerahkan keselamatan itu kepada orang yang percaya kepada-Nya. Percayalah kepada-Nya. (PBC)