Menghidupi Karya Allah yang Indah dalam Kristus
Kejadian 9: 8–17; Mazmur 25: 1–10; 1 Petrus 3: 18–22; Markus 1: 9–15
Pemilihan Umum dalam rangka pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,dan pemilihan anggota legislatif, sudah usai. Kini kita menunggu hasildari pemilihan tersebut. Yang tertinggal dari masa pemilihan yang barusaja dilalui bangsa ini adalah janji-janji yang telah ditebarkan semasa kampanyelalu. Apakah akan dapat dipenuhi jika terpilih? Atau hanya menjadi kata-katamanis yang dilupakan begitu saja setelah terpilih? Sebab dalam kenyataannyakerapkali mereka yang telah terpilih, mengingkari janji yang telah disampaikandengan berbagai alasan bahkan melupakannya begitu saja.
Janji adalah pernyataan yang mengandung harapan bagi orang yangmenerimanya. Harapan bahwa janji yang diberikan dapat dipenuhi demikebaikan bersama. Sebuah janji mestinya mengikat pihak yang nyatakannyauntuk dapat menepati janji tersebut. Jika janji tidak ditepati ada tuntutan agarjanji segera dipenuhi atau ada konsekuensi yang berlaku.
Dalam peristiwa air bah, Nuh, bersama istri, anak dan menantunya danbersama segala makhluk yang ada dalam bahtera selamat dari air bah itu.Setelah semua reda, Allah memberikan janji bahwa la tidak akan memusnahkandunia dan isinya. Janji ini diberikan-Nya bukan hanya kepada Nuh tetapi jugakepada segala makhluk diselamatkan-Nya. Janji itu adalah wujud kasih-Nyaterhadap ciptaan-Nya, bahwa yang dikehendaki-Nya adalah keselamatan atasseluruh ciptaan.
Keselamatan itulah yang menjadi misi Allah dalam Yesus Kristus yanghadir dan memulai karya-Nya dengan memberi diri dibaptis oleh YohanesPembaptis di sungai Yordan dan dicobai di padang gurun. Persiapan yangdilakukan sebelum la berkarya menjadi pertanda bahwa saatnya tiba untukmemenuhi janji keselamatan Allah bagi dunia ini. Pada Minggu Prapaskah I ini,umat diajak untuk menghayati bagaimana kasih Allah yang begitu besar atasdunia ini sehingga la tidak melupakan janji keseIamatan-Nya yang dinyatakan di dalam Yesus Kristus yang memulai karya-Nya. (HH)