Minggu, 24 Desember 2023

Menanti Dalam Ketaatan
2 Samuel 7: 1–11, 16; Lukas 1: 47–55; Roma 16: 25–27; Lukas 1: 26–38

Menanti bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Menanti menempatkan seseorang dalam kerapuhan, tanpa tahu apakah yang dinanti akan sungguh terwujud atau sekedar penantian tanpa akhir. Sebuah penyambutan akan sesuatu yang hadir pasti diawali dengan sebuah penantian. Maka pertanyaannya adalah bagaimana seseorang menggunakan waktu-waktu penantiannya? Banyak orang menghabiskan waktu penantian dengan kekhawatiran apakah yang dinanti akan betul hadir atau tidak. Perenungan Firman dalam Adven IV mengajak kita untuk melihat penantian penggenapan janji Tuhan yang diberikan kepada Raja Daud, hingga penggenapan janji itu dalam diri Maria. Kita diajak untuk menjalani masa penantian akan Tuhan dengan tekun dalam ketaatan sebagai Hamba Tuhan, dan tidak menghabiskan waktu penantian dalam keluh kesah atau kekhawatiran.

Kisah pemberitahuan kelahiran Yesus menjadikan Maria sebagai tokoh inti dalam pemberitaan firman pada Adven ke-4. Pemberitahuan yang membawa sukacita bagi kita dalam kehidupan saat ini. Namun bagi Maria pada saat itu, berita ini menjadi berita yang mengguncangkan dan mengubahkan kehidupan! Maka menjadi menarik untuk diperhatikan bagaimana berita itu didahului dengan pernyataan-pernyataan penguatan dan janji penyertaan Tuhan.

Masa penantian umat Allah akan hadirnya Mesias tidaklah sebentar, memakan waktu berabad-abad lamanya. Akan tetapi Maria sebagai seorang perempuan dari garis keturunan Daud menunjukkan sikap teladan ketaatan yang luar biasa dalam penantian akan lahirnya Mesias. Di akhir pemberitaan yang begitu menggentarkan, Maria mengutarakan iman pengakuannya dengan berkata: ‘Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu’ (ayat 38). Dengan mengaku diri sebagai hamba (Yun: doule, budak) Tuhan, maka Maria menempatkan diri di bawah otoritas Tuhan. Ia menerima kehendak dan perintah Tuhan, pada saat bersamaan Maria pun menempatkan diri dalam pemeliharaan dan naungan Allah. Dalam penantian akan janji Tuhan, Maria memberikan teladan iman yang benar. Ia menanti dalam penyerahan diri dan ketertundukan akan kehendak Allah. Maria mengisi penantiannya dengan ketaatan oleh karena Allah yang menaungi dan menyertai dirinya. (YABS)

gkibintama
gkibintama
No events to display.
No events to display.