Yesus Sang Sumber Berkat
Yesaya 55: 1–5; Mazmur 145: 8–9, 14–21; Roma 9: 1–5; Matius 14: 13–21
Manusia sangat senang membuktikan kemampuannya. Prestasi dan keberhasilan sering menjadi fokus hidup manusia. Oleh karena itu, prestasi, keberhasilan, kekayaan, biasanya membuat manusia merasa dirinya lebih berharga dari sebelumnya. Sejalan dengan itu, kerap kali masyarakat juga lebih menghargai orang yang lebih berprestasi, berhasil, dan memiliki kemapanan finansial.
Sekalipun demikian, narasi Alkitab justru menggambarkan Allah yang menaruh perhatian kepada mereka yang jauh dari kata “berhasil” dan “cukup”. Misalnya saja, ajakan Yesus dalam Matius 11: 28, yaitu: “Marilah kepada- Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Bacaan kita di minggu ini pun memperlihatkan banyaknya orang yang memerlukan pertolongan serta merasa lapar. Mereka diperhatikan oleh Yesus, Sang Sumber Berkat. la, yang pada mulanya berencana menyendiri, lebih memikirkan kebutuhan banyak orang dibandingkan kebutuhan-Nya. Semua perbuatan Yesus ini justru memberi gambaran yang jelas kepada manusia bahwa dari Dialah segala berkat dan pertolongan. Jika kebutuhan jasmani mereka terpenuhi, sejatinya karena berkat Tuhan.
Hal ini juga menjadi peringatan bagi kita, dalam hal memandang segala berkat yang kita miliki. Segala berkat yang kita miliki, sejatinya berasal dari Dia, Sang Sumber Berkat. Berkat setiap orang tentu berbeda-beda, tetapi apapun bentuknya atau berapapun jumlahnya, semua tetap berkat dari Tuhan. Berkat itu tentunya perlu disyukuri, tetapi lebih dari itu, berkat itu juga tentunya perlu untuk dibagikan kepada mereka yang memerlukan. (VH)